christmas gift basket
air mattress
best airfare
iowa private investigators
Glass Dildo
jogging stroller
hip hop ringtones
metal bench
Wire Rope Rigging
federal housing authority
lesko
apartment rental new york
post traumatic stress disorder
buffalo grove il
adidas running gear
home odor control
church furnishing
american north spice
virtual production office
ph electrode
camcorder battery charger
yeast infection
las vegas brochures
ireland poster
breast enhancer
Phone Ringtone
plumbing fixture
bull dozer
super 8 jackson
folding table
cholesterol test
clemson
depression exercise
psoriasis
Electrostatic
entertainment center furniture
used drum
wales tourist board
optimizer
commercial rental property
belly button jewelry
professional staffing
framed art
framed art
topo map
marine biology
cape cod
tennis training
car cleaning
corel draw
coffee club
cheap tickets to amsterdam
Equipment Rental
home theater audio system
Throw Down
Virginia Tax
portland oregon
tuition
university of arizona
summer vacation
travel agent new york
aim monitoring
Used Car For Sale
super 8 california
New Castle Delaware
home appliance
construction engineering
safety gear
modern home office
car audio system
parental control program
poland
medical books
reminder
paradise
louisiana
last minute trip
bulgaria
prints
off road driving
developing
promotion
go travel
video software
gifts
image editor program
mesothelioma lawsuits
houston mesothelioma lawyers
mesothelioma attorneys los angeles
malignant mesothelioma pleural rate survival
delaware mesothelioma lawyers
asbestos attorneys philadelphia
missouri mesothelioma lawyers
mesothelioma lawyers houston
asbestos lawyers los angeles
illinois mesothelioma lawyers
houston mesothelioma attorney
colorado mesothelioma lawyers
mesothelioma attorneys san diego
georgia mesothelioma lawyer
asbestos law suits
mesothelioma attorneys california
california mesothelioma attorneys
Tiga orang meninggal dunia dan 20 lainnya luka-luka saat tertabrak kereta api yang melintas di viaduk di Jalan Pahlawan, Surabaya. Viaduk atau jembatan di atas jalan raya dipenuhi warga yang hendak menyaksikan drama kolosal " Surabaya Membara" di sekitar Tugu Pahlawan dan Kantor Gubernur Jawa Timur, Jumat (9/11/2018). Kecelakaan tragis itu mengundang keprihatinan masyarakat. Pihak kepolisian melakukan penyelidikan untuk mengungkap siapa yang harus bertanggung jawab atas persitiwa tersebut. Berikut ini fakta lengkapnya.
1. Kronologi kecelakaan "Surabaya Membara"
Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 20.00 WIB saat drama kolosal "Surabaya Membara" baru sekitar 15 menit berlangsung. Tampak puluhan penonton memadati bagian atas viaduk di Jalan Pahlawan. Lokasi tersebut memang strategis untuk menyaksikan drama kolosal yang digelar di Tugu Pahlawan dan Kantor Gubernur. Sebelum kereta melintas, masinis sudah membunyikan klakson peringatan agar warga menyingkir dari viaduk. Masinis juga sudah mengurangi kecepatan dari 30 kilometer per jam menjadi 15 kilometer per jam. Penonton di bawah viaduk sudah berteriak-teriak agar penonton di atas viaduk segera turun. Sayangnya, kepanikan terjadi dan berdasar laporan yang diterima PT KAI Daop 8, ada beberapa penonton yang berusaha melompat ke kereta karena kereta berjalan pelan. Ada juga beberapa penonton diduga kehilangan keseimbangan dan tersenggol badan kereta api hinga terjatuh ke jalan raya dari atas viaduk setinggi sekitar 7 meter. Usai insiden tersebut, polisi mencatat ada 3 korban meninggal dan 20 korban luka berat dan ringan. Para korban selanjutnya dievakuasi ke RSUD dr Soetomo, RSUD Soewandhie, dan RS PHC Tanjung Perak Surabaya. Saat peristiwa terjadi, drama kolosal "Surabaya Membara" tetap berlangsung.
2. Tertabrak kereta hingga terjatuh dari atas viaduk
Keluarga korban yang ditabrak kereta api di atas viaduk di Jalan Pahlawan memadati kamar jenazah RSUD Soetomo, Surabaya, Jumat (9/11/2018). Mereka menunggu kepastian dari Kepolisian Polrestabes Surabaya terkait hasil identifikasi korban meninggal. Dua jenazah korban insiden maut di viaduk, yakni remaja putra dan putri yang masih berusia belasan tahun, telah dipindahkan ke kamar jenazah RSUD dr Soetomo Surabaya. Satu korban remaja perempuan berhasil diindentifikasi, yaitu Erikawati (9), pelajar kelas III SD warga Jalan Kalimas Barat, Surabaya. Sementara itu, remaja laki-laki belum diketahui namanya lantaran pihak kepolisian belum menemukan identitas apa pun pada diri korban. "Pemeriksaan masih sebatas interview terhadap korban sudah ditangani Unit Laka Lantas Polrestabes Surabaya mengenai kecelakaan kereta api," katanya.
3. Identitas 3 korban meninggal dunia
Polisi mengatakan, tiga korban meninggal akibat tertabrak kereta api di viaduk Jalan Pahlawan Surabaya, Jumat (9/11/2018) malam. Satu orang meninggal karena terlindas kereta api dan dua korban tewas lainnya disebabkan karena terjatuh dari atas viaduk. Korban karena terlindas kereta api atas nama Helmi Suryawijaya (13), warga Karang Tembok Gang 5, Surabaya. Sementara korban terjatuh adalah Erikawati (9) warga Jalan Kalimas Baru No 61, Surabaya, dan Bagus Ananda (17), warga Jalan Ikan Gurami 6/27, Surabaya. Selain menewaskan 3 orang, peristiwa itu juga mengakibatkan 20 warga lainnya mengalami luka berat dan luka ringan. "Yang di rumah sakit sudah ada beberapa yang pulang ke rumah masing-masing" jelasnya.
4. Penjelasan panitia "Surabaya Membara" dan PT KAI Daop 8
Ketua Komunitas Surabaya Membara Taufik Monyonk alias M Taufik Hidayat mengatakan, tragedi itu terjadi di luar kendali panitia. Dia mengatakan sudah mengingatkan berulang kali kepada para penonton di atas viaduk agar turun. "Kami sudah mengimbau berulang kali. Mereka hanya acungkan jempol. Di luar kendali kami karena lokasi yang kami siapkan di Jalan Pahlawan. Lepas rel di luar pengawasan kami, bahkan penonton sampai Pasar Turi," katanya. "Memang dua, tiga tahun lalu tidak ada kereta lewat, sampai selesai acara. Saya juga tidak tahu jadwal kereta lewat, kok tadi ada kereta lewat," tambahnya. Sementara itu, Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop VIII Surabaya Gatut Sutiyatmoko mengatakan, panitia kegiatan Surabaya Membara tidak pernah melakukan koordinasi dengan PT KAI sehingga pihaknya tidak mengetahui adanya kegiatan itu. Padahal, jalur kereta yang melintas di viaduk Jalan Pahlawan Surabaya tergolong jalur aktif yang tiap hari dilintasi 8-10 perjalanan kereta api. “Kami juga tidak mendengar adanya imbauan dari panitia untuk meminta penonton di viaduk untuk turun,” ujar Gatut saat diwawancarai Kompas TV, Jumat (9/11/2018) malam.
5. Santunan bagi korban dari Pemprov Jawa Timur
Untuk korban meninggal akan diberikan santunan masing-masing sebesar Rp 10 juta, sementara untuk korban luka, seluruh biaya pengobatan akan ditanggung Pemprov Jawa Timur. "Ini pendekatan kemanusiaan yang solutif, bukan mencari siapa yang salah dan siapa yang benar," kata Gubernur Jawa Timur Soekarwo usai acara renungan Hari Pahlawan, Sabtu (10/11/2018) dini hari. Bagi Soekarwo, peristiwa di viaduk Jalan Pahlawan adalah tragedi kemanusiaan yang harus segera diselesaikan sisi kemanusiaannya. "Jangan ada yang saling menyalahkan, yang penting korban harus tertangani dulu," jelasnya.
Sumber: KOMPAS.com
1. Kronologi kecelakaan "Surabaya Membara"
Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 20.00 WIB saat drama kolosal "Surabaya Membara" baru sekitar 15 menit berlangsung. Tampak puluhan penonton memadati bagian atas viaduk di Jalan Pahlawan. Lokasi tersebut memang strategis untuk menyaksikan drama kolosal yang digelar di Tugu Pahlawan dan Kantor Gubernur. Sebelum kereta melintas, masinis sudah membunyikan klakson peringatan agar warga menyingkir dari viaduk. Masinis juga sudah mengurangi kecepatan dari 30 kilometer per jam menjadi 15 kilometer per jam. Penonton di bawah viaduk sudah berteriak-teriak agar penonton di atas viaduk segera turun. Sayangnya, kepanikan terjadi dan berdasar laporan yang diterima PT KAI Daop 8, ada beberapa penonton yang berusaha melompat ke kereta karena kereta berjalan pelan. Ada juga beberapa penonton diduga kehilangan keseimbangan dan tersenggol badan kereta api hinga terjatuh ke jalan raya dari atas viaduk setinggi sekitar 7 meter. Usai insiden tersebut, polisi mencatat ada 3 korban meninggal dan 20 korban luka berat dan ringan. Para korban selanjutnya dievakuasi ke RSUD dr Soetomo, RSUD Soewandhie, dan RS PHC Tanjung Perak Surabaya. Saat peristiwa terjadi, drama kolosal "Surabaya Membara" tetap berlangsung.
2. Tertabrak kereta hingga terjatuh dari atas viaduk
Keluarga korban yang ditabrak kereta api di atas viaduk di Jalan Pahlawan memadati kamar jenazah RSUD Soetomo, Surabaya, Jumat (9/11/2018). Mereka menunggu kepastian dari Kepolisian Polrestabes Surabaya terkait hasil identifikasi korban meninggal. Dua jenazah korban insiden maut di viaduk, yakni remaja putra dan putri yang masih berusia belasan tahun, telah dipindahkan ke kamar jenazah RSUD dr Soetomo Surabaya. Satu korban remaja perempuan berhasil diindentifikasi, yaitu Erikawati (9), pelajar kelas III SD warga Jalan Kalimas Barat, Surabaya. Sementara itu, remaja laki-laki belum diketahui namanya lantaran pihak kepolisian belum menemukan identitas apa pun pada diri korban. "Pemeriksaan masih sebatas interview terhadap korban sudah ditangani Unit Laka Lantas Polrestabes Surabaya mengenai kecelakaan kereta api," katanya.
3. Identitas 3 korban meninggal dunia
Polisi mengatakan, tiga korban meninggal akibat tertabrak kereta api di viaduk Jalan Pahlawan Surabaya, Jumat (9/11/2018) malam. Satu orang meninggal karena terlindas kereta api dan dua korban tewas lainnya disebabkan karena terjatuh dari atas viaduk. Korban karena terlindas kereta api atas nama Helmi Suryawijaya (13), warga Karang Tembok Gang 5, Surabaya. Sementara korban terjatuh adalah Erikawati (9) warga Jalan Kalimas Baru No 61, Surabaya, dan Bagus Ananda (17), warga Jalan Ikan Gurami 6/27, Surabaya. Selain menewaskan 3 orang, peristiwa itu juga mengakibatkan 20 warga lainnya mengalami luka berat dan luka ringan. "Yang di rumah sakit sudah ada beberapa yang pulang ke rumah masing-masing" jelasnya.
4. Penjelasan panitia "Surabaya Membara" dan PT KAI Daop 8
Ketua Komunitas Surabaya Membara Taufik Monyonk alias M Taufik Hidayat mengatakan, tragedi itu terjadi di luar kendali panitia. Dia mengatakan sudah mengingatkan berulang kali kepada para penonton di atas viaduk agar turun. "Kami sudah mengimbau berulang kali. Mereka hanya acungkan jempol. Di luar kendali kami karena lokasi yang kami siapkan di Jalan Pahlawan. Lepas rel di luar pengawasan kami, bahkan penonton sampai Pasar Turi," katanya. "Memang dua, tiga tahun lalu tidak ada kereta lewat, sampai selesai acara. Saya juga tidak tahu jadwal kereta lewat, kok tadi ada kereta lewat," tambahnya. Sementara itu, Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop VIII Surabaya Gatut Sutiyatmoko mengatakan, panitia kegiatan Surabaya Membara tidak pernah melakukan koordinasi dengan PT KAI sehingga pihaknya tidak mengetahui adanya kegiatan itu. Padahal, jalur kereta yang melintas di viaduk Jalan Pahlawan Surabaya tergolong jalur aktif yang tiap hari dilintasi 8-10 perjalanan kereta api. “Kami juga tidak mendengar adanya imbauan dari panitia untuk meminta penonton di viaduk untuk turun,” ujar Gatut saat diwawancarai Kompas TV, Jumat (9/11/2018) malam.
5. Santunan bagi korban dari Pemprov Jawa Timur
Untuk korban meninggal akan diberikan santunan masing-masing sebesar Rp 10 juta, sementara untuk korban luka, seluruh biaya pengobatan akan ditanggung Pemprov Jawa Timur. "Ini pendekatan kemanusiaan yang solutif, bukan mencari siapa yang salah dan siapa yang benar," kata Gubernur Jawa Timur Soekarwo usai acara renungan Hari Pahlawan, Sabtu (10/11/2018) dini hari. Bagi Soekarwo, peristiwa di viaduk Jalan Pahlawan adalah tragedi kemanusiaan yang harus segera diselesaikan sisi kemanusiaannya. "Jangan ada yang saling menyalahkan, yang penting korban harus tertangani dulu," jelasnya.
Sumber: KOMPAS.com