christmas gift basket
air mattress
best airfare
iowa private investigators
Glass Dildo
jogging stroller
hip hop ringtones
metal bench
Wire Rope Rigging
federal housing authority
lesko
apartment rental new york
post traumatic stress disorder
buffalo grove il
adidas running gear
home odor control
church furnishing
american north spice
virtual production office
ph electrode
camcorder battery charger
yeast infection
las vegas brochures
ireland poster
breast enhancer
Phone Ringtone
plumbing fixture
bull dozer
super 8 jackson
folding table
cholesterol test
clemson
depression exercise
psoriasis
Electrostatic
entertainment center furniture
used drum
wales tourist board
optimizer
commercial rental property
belly button jewelry
professional staffing
framed art
framed art
topo map
marine biology
cape cod
tennis training
car cleaning
corel draw
coffee club
cheap tickets to amsterdam
Equipment Rental
home theater audio system
Throw Down
Virginia Tax
portland oregon
tuition
university of arizona
summer vacation
travel agent new york
aim monitoring
Used Car For Sale
super 8 california
New Castle Delaware
home appliance
construction engineering
safety gear
modern home office
car audio system
parental control program
poland
medical books
reminder
paradise
louisiana
last minute trip
bulgaria
prints
off road driving
developing
promotion
go travel
video software
gifts
image editor program
mesothelioma lawsuits
houston mesothelioma lawyers
mesothelioma attorneys los angeles
malignant mesothelioma pleural rate survival
delaware mesothelioma lawyers
asbestos attorneys philadelphia
missouri mesothelioma lawyers
mesothelioma lawyers houston
asbestos lawyers los angeles
illinois mesothelioma lawyers
houston mesothelioma attorney
colorado mesothelioma lawyers
mesothelioma attorneys san diego
georgia mesothelioma lawyer
asbestos law suits
mesothelioma attorneys california
california mesothelioma attorneys
Air Terjun Sedudo di Nganjuk, Jawa Timur, sedang ramai dibicarakan. Itu karena warna air terjun yang menjadi kawasan wisata ini tiba-tiba berubah menjadi hitam. Hal itu diketahui dari sebuah video yang beredar di media sosial.
Diduga, video itu diambil oleh aparat polisi. Sebab, saat video tersebut direkam, terlihat sejumlah anggota polisi di lokasi air terjun tersebut. Kawasan Air Terjun Sedudo selama ini banyak didatangi pengunjung, baik dari daerah sekitar Nganjuk maupun daerah lainnya di Indonesia.
Biasanya, ratusan warga dari berbagai daerah melakukan aksi mandi massal dari Senin tengah malam sampai dengan Selasa dini hari di Air Terjun Sedudo, Nganjuk, Jawa Timur. Mereka rela menggigil kedinginan dengan mandi di malam hari sampai menjelang pagi. Apa yang membuat banyak orang rela melakukan hal tersebut?
Awet Muda
Alasan utama sejumlah orang rela mandi di Air Terjun Sedudo di tengah malam sampai dini hari karena meyakini ritual itu bisa membuat mereka awet muda. Ritual ini biasanya digelar saat pergantian Tahun Baru Jawa. Tepat pukul 00.00 dini hari, ratusan warga menuju bawah air terjun untuk melakukan tradisi mandi secara massal tepat di bawah air terjun.
Disimpan di Botol
Dalam ritual mandi massal tersebut, pengunjung juga menyempatkan diri untuk mengambil air dari Air Terjun Sedudo. Mereka memasukkan air tersebut ke dalam sebuah botol kemasan, yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Selain bisa membuat awet muda, mandi dan minum di Air Terjun Sedudo juga diyakini bisa lebih mudah.
Tradisi Turun temurun
Mandi massal di Air Terjun Sedudo ini merupakan tradisi turun-temurun, yang sudah berlangsung puluhan tahun dan menjadi bagian kekayaan budaya daerah terutama di Nganjuk, Jawa Timur.
Ini Penjelasan Pemkab Nganjuk
Pemerintah Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, menjelaskan tentang penyebab air terjun Sedudo di Desa Ngliman berwarna hitam sesaat setelah hujan deras di daerah wisata itu.
Sebelumnya sebuah video yang menunjukkan warna air terjun Sedudo di Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk berubah menjadi hitam kelam beredar luas di jejaring sosial serta "WhatsApp".
Dalam video dengan durasi hampir dua menit itu terlihat jelas warna air terjunnya, padahal biasanya air jernih, berasal dari sumber air di Pegunungan Wilis. Diduga, video itu diambil oleh aparat polisi, sebab saat video tersebut direkam nampak sejumlah anggota polisi di lokasi air wisata tersebut.
"Jadi akibat kemarau panjang dan Kabupaten Nganjuk diberi rahmat Tuhan hujan dengan intensitas sedang, di pegununungan ada sampah, daun yang terbakar terbawa air sampai larut dan mencemari aliran air di Sedudo," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkab Nganjuk Agus Irianto di Nganjuk, Rabu, 14 November 2018.
Ia menjelaskan hujan itu terjadi pertama kali di Kabupaten Nganjuk pada Minggu, 11 November 2018, setelah kemarau panjang. Hujan itu tidak sampai menyebabkan bencana alam, seperti banjir dan tanah longsor di sekitar kawasan yang menjadi salah satu obyek wisata unggulan kabupaten tersebut. Akibat kejadian itu tumpukan material sampah banyak bertebaran di sekitar lokasi wisata. Hal itu, katanya, menyebabkan untuk sementara waktu lokasi wisata tersebut ditutup oleh petugas. Bahkan, aparat dari Kepolisian Resor Nganjuk juga berupaya melakukan pembersihan lokasi air terjun itu. Mereka ikut menyingkirkan berbagai macam kotoran dan tumpukan sampah yang bertebaran di sekitar tempat itu.
"Dari aparat kepolisian juga ikut membersihkan tumpukan sampah di bawah air terjun. Pekan ini kami harapkan sudah bisa dinikmati lagi," kata Agus.
Ia juga mengimbau warga, terutama di sekitar daerah yang rawan longsor, untuk berhati-hati, terutama saat hujan. Warga diharapkan ikut menjaga lingkungan dengan tidak menebang pohon sembarangan serta membuang sampah di sembarang tempat.
Warga juga dianjurkan menanam berbagai pohon, terutama di daerah perbukitan, dengan harapan ketika besar bisa mencegah terjadinya erosi.
Sumber: tekno.tempo.co dan liputan6.com
Diduga, video itu diambil oleh aparat polisi. Sebab, saat video tersebut direkam, terlihat sejumlah anggota polisi di lokasi air terjun tersebut. Kawasan Air Terjun Sedudo selama ini banyak didatangi pengunjung, baik dari daerah sekitar Nganjuk maupun daerah lainnya di Indonesia.
Biasanya, ratusan warga dari berbagai daerah melakukan aksi mandi massal dari Senin tengah malam sampai dengan Selasa dini hari di Air Terjun Sedudo, Nganjuk, Jawa Timur. Mereka rela menggigil kedinginan dengan mandi di malam hari sampai menjelang pagi. Apa yang membuat banyak orang rela melakukan hal tersebut?
Awet Muda
Alasan utama sejumlah orang rela mandi di Air Terjun Sedudo di tengah malam sampai dini hari karena meyakini ritual itu bisa membuat mereka awet muda. Ritual ini biasanya digelar saat pergantian Tahun Baru Jawa. Tepat pukul 00.00 dini hari, ratusan warga menuju bawah air terjun untuk melakukan tradisi mandi secara massal tepat di bawah air terjun.
Disimpan di Botol
Dalam ritual mandi massal tersebut, pengunjung juga menyempatkan diri untuk mengambil air dari Air Terjun Sedudo. Mereka memasukkan air tersebut ke dalam sebuah botol kemasan, yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Selain bisa membuat awet muda, mandi dan minum di Air Terjun Sedudo juga diyakini bisa lebih mudah.
Tradisi Turun temurun
Mandi massal di Air Terjun Sedudo ini merupakan tradisi turun-temurun, yang sudah berlangsung puluhan tahun dan menjadi bagian kekayaan budaya daerah terutama di Nganjuk, Jawa Timur.
Ini Penjelasan Pemkab Nganjuk
Pemerintah Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, menjelaskan tentang penyebab air terjun Sedudo di Desa Ngliman berwarna hitam sesaat setelah hujan deras di daerah wisata itu.
Sebelumnya sebuah video yang menunjukkan warna air terjun Sedudo di Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk berubah menjadi hitam kelam beredar luas di jejaring sosial serta "WhatsApp".
Dalam video dengan durasi hampir dua menit itu terlihat jelas warna air terjunnya, padahal biasanya air jernih, berasal dari sumber air di Pegunungan Wilis. Diduga, video itu diambil oleh aparat polisi, sebab saat video tersebut direkam nampak sejumlah anggota polisi di lokasi air wisata tersebut.
"Jadi akibat kemarau panjang dan Kabupaten Nganjuk diberi rahmat Tuhan hujan dengan intensitas sedang, di pegununungan ada sampah, daun yang terbakar terbawa air sampai larut dan mencemari aliran air di Sedudo," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkab Nganjuk Agus Irianto di Nganjuk, Rabu, 14 November 2018.
Ia menjelaskan hujan itu terjadi pertama kali di Kabupaten Nganjuk pada Minggu, 11 November 2018, setelah kemarau panjang. Hujan itu tidak sampai menyebabkan bencana alam, seperti banjir dan tanah longsor di sekitar kawasan yang menjadi salah satu obyek wisata unggulan kabupaten tersebut. Akibat kejadian itu tumpukan material sampah banyak bertebaran di sekitar lokasi wisata. Hal itu, katanya, menyebabkan untuk sementara waktu lokasi wisata tersebut ditutup oleh petugas. Bahkan, aparat dari Kepolisian Resor Nganjuk juga berupaya melakukan pembersihan lokasi air terjun itu. Mereka ikut menyingkirkan berbagai macam kotoran dan tumpukan sampah yang bertebaran di sekitar tempat itu.
"Dari aparat kepolisian juga ikut membersihkan tumpukan sampah di bawah air terjun. Pekan ini kami harapkan sudah bisa dinikmati lagi," kata Agus.
Ia juga mengimbau warga, terutama di sekitar daerah yang rawan longsor, untuk berhati-hati, terutama saat hujan. Warga diharapkan ikut menjaga lingkungan dengan tidak menebang pohon sembarangan serta membuang sampah di sembarang tempat.
Warga juga dianjurkan menanam berbagai pohon, terutama di daerah perbukitan, dengan harapan ketika besar bisa mencegah terjadinya erosi.
Sumber: tekno.tempo.co dan liputan6.com